Kamis, 27 November 2008

DUH, JADI SUMPEK NIH



















































Kira-kira beginilah perasaan saya apabila saya gambarkan didalam kata-kata, SUMPEK, dicampur SUSAH, dicampur GERAM, dicampur KASIHAN, soalnya dimana Polri lagi gencar2 nya melaksanakan operasi Preman dan Judi, tapi Polri khususnya di wilayah Bondowoso merasa belum terdukung oleh rekan-rekan dari TNI (oknum), banyak kasus Perjudian yang di Backingi oleh oknum TNI bahkan mereka menjadi pelopor artinya sebagai penyelenggara/ bandar, sehingga membuat masyarakat penjudi merasa nyaman untuk melaksanakan niatnya karena diselenggarakan oleh oknum TNI, dan ini pulalah yg menyebabkan maraknya perjudian di wilayah Bondowoso, ada beberapa kasus yang menyebabkan rekan-rekan Polri menjadi risih untuk menangani perjudian tersebut, saya akan bercerita beberapa kasus yg benar2 terjadi di Bondowoso sehingga muncul kerisihan rekan-rekan Polri dalam menangani kasus judi tersebut :

kejadian pertama pada hari minggu 27 Januari 2008 sekitar pukul 15.00 wib, anggota reskrim Polsek Cereme Res Bondowoso , melakukan penangkapan terhadap 2 tersangka pengedar togel, setelah diadakan pemeriksaan dan cukup bukti maka ditahanlah ke 2 tersangka tersebut, sekitar pukul 16.00 wib datanglah KOPKA INCUN ARDIANTO (pada saat itu berdinas di Koramil KELABANG sekarang berdinas di Koramil BOTOLINGGO) dengan membawa pedang sejenis samurai beserta rekannya SERMA MUHAMMAD, dengan maksud meminta kepada petugas Polsek agar tersangka pengedar togel yg barusan ditangkap agar dikeluarkan, tetapi Anggota Polres yg bernama BRIPTU AGUS SALIM, mencoba menjelaskan dan menghalangi bahwa TSK tersebut tidak bisa dikeluarkan karena telah terbukti bersalah.
Singkat cerita anggota TNI tersebut mengancam dan menyabetkan pedangnya kearah BRIPTU AGUS, sehingga menyebabkan luka sobek sepanjang 15 cm yg mengenai ototnya, tetapi untunglah ada bapak Camat Cereme yg mencoba menenangkan anggota TNI tadi sehingga korban lain dapat dihindari, kemudian anggota TNI tersebut membuka sel tahanan dan melepaskan tersangka dan kemudian meninggalkan Polsek Cereme.
Sementara anggota korban penyabetan pedang tersebut tidak bisa dirawat di Bondowoso karena terlalu parah lukanya, dan terpaksa dirujuk di Rumah sakit Jember, dengan mengeluarkan biaya 10 juta rupiah, biaya pengobatan tersebut didapat dari hasil sumbangan dari rekan-rekan Polisi dan bantuan fasilitas rumah sakit dari Bupati jember, dan sampai sekarang menurut Korban tersangka TNI tersebut, belum pernah berkunjung / menengok Korban apalagi membantu biaya pengobatan, dan bahkan info dr Korban, keluarga korban sering diteror agar jangan mau menjadi saksi pada sidang di Pengadilan Militer, yang sampai sekarang perkembangan kasusnya ngga jelas karena tersangka masih tetap berdinas tuh? , begitulah ceritanya.

Kejadian Kedua, Hari SABTU, tanggal 22 Nopember 2008, Anggota Polres Bondowoso dibawah pimpinan Kabag Ops Polres Bondowoso, melakukan penindakan terhadap judi sabung ayam yg berada di Desa Gujugan Lor, terpaksa tidak bisa dilakukan karena dihalang-halangi oleh anggota TNI An. KOPKA GINARSO (informasi adalah anggota Yon 515 Tanggul Jember) dengan menggunakan sebilah pedang sehingga para pesabung ayam beserta barang buktinya tidak bisa didapatkan, begitulah ceritanya.

Kejadian Ketiga, berdasarkan hasil pemeriksaan hari kamis, tertanggal 6 Nopember 2008, terhadap tersangka pengepul judi togel An. SAKDIMAN als. Pak TOSO, 60 thn, Islam, WNI, Madura, Tani, pendidikan terakhir SD kelas 2, alamat Dusun Pendil Desa Pakuniran RT 02/ RW 01 Kecamatan Maesan Kab. Bondowoso.
Didalam pemeriksaan tersebut tsk mengaku bahwa dia menyetorkan hasil pengepulannya kepada anggota TNI An. SERKA TRIS oknum anggota TNI berdinas di Koramil Maesan. Begitulah ceritanya.

Kejadian Keempat, berdasarkan hasil pemeriksaan Hari Rabu, tertanggal 26 Nopember 2008, terhadap tersangka pengepul judi Togel An. SAHWI als. Pak TAUFIK, 35 thn, Islam, WNI, Suku Madura, Tukang Ojek, alamat Desa Mangli RT 10/ RW 11, kec. Pujer, Kab Bondowoso.
Didalam pemeriksaan tersebut tsk mengaku bahwa dia menyetorkan hasil pengepulannya kepada oknum anggota TNI An. KOPKA SAIMIN yang berdinas di Koramil Pujer. Begitulah ceritanya

Kejadian Kelima, berdasarkan hasil pemeriksaan Hari Jum'at, tertanggal 28 nopember 2008, terhadap tersangka pengepul Judi Togel An. M. SADIN als. Pak SAMSIYEH, 41 thn, Islam, WNI, Suku Madura, Wiraswasta, alamat Desa Sumber Salam RT 14/ RW 05 Kec. Tenggarang, Kab. Bondowoso.
Didalam pemeriksaan tersebut tsk mengaku bahwa dia menyelenggarakan perjudian Tjap Jie Kie bersama dengan oknum anggota TNI selaku Bandar An. ALFRED yg berdinas di Batalyon Kec. Tanggul Kab. Jember. Begitulah ceritanya.

Demikianlah sebagian dari cerita kesumpekkan saya, mudah2 an para pembaca mempunyai jalan pemecahan dan memberikan solusi yg terbaik cara penanganannya, artinya Polri dapat menjalankan Tugasnya dengan baik, tidak terjadi pergesekan antara Polri dengan TNI, demikian juga oknum TNI yg selama ini saya anggap masih belum diberikan Hidayah oleh Allah SWT, dapat segera sadar akan kekeliruannya sehingga mereka dapat membatu mengarahkan masyarakat yang keliru kejalan yang baik, Amin.

Minggu, 02 November 2008

NABI NUH AS


NABI NUH ALAI HIS SALAM

Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.

Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya

Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah s.w.t. dalam masa "fatrah" (masa kekosongan di antara dua rasul) dimana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis laknatullah.

Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis laknatullah itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah s.w.t., Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis laknatullah. Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah s.w.t. berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya ke Esaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia yiaitu syurga bagi amalan kebajikan, dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.

Nabi Nuh yang dikurniakan Allah s.w.t. dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi para pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.

Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecakapan dan kesabaran dalam setiap kesempatan, siang maupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka ternyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dapat menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.

Berkata mereka kepada Nabi Nuh: "Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda daripada kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah s.w.t. akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dapat diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat. Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. Kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudah kami menerima ajakanmu dan dakwahmu. Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soal-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup. Kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui daripadamu tentang hal itu semuanya. Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalah pendusta belaka."

Pada akhirnya, kerana merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka: "Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. Datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan kerana kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."

Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya

Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama 950 tahun berdakwah menyampaikan risalah Allah s.w.t., mengajak mereka meninggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah s.w.t.kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingat yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pada para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah s.w.t.kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, kerana ia mengharapkan akan datang masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan datang mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblislaknatullah. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah s.w.t. yang bermaksud:

"Sesungguhnya tidak akan seorang daripada kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka janganlah engkau bersedih hati kerana apa yang mereka perbuatkan."

Dengan penegasan firman Allah s.w.t. itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah s.w.t. agar menurunkan azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru: "Ya Allah! Janganlah Engkau biarkan seorang pun daripada orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mereka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir seperti mereka."

Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah s.w.t. dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, kerana mereka itu akan menerima hukuman Allah s.w.t. dengan mati tenggelam.

Nabi Nuh Membuat Kapal

Setelah menerima perintah Allah s.w.t. untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bahan yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu. Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dapat bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olok dengan mengatakan: "Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal? Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke laut?" Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab: "Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekarang mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bagi kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini. Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah s.w.t. menimpa atas diri kamu."

Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah s.w.t.: "Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda dari pada-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."

Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah s.w.t..

Dengan iringan "Bismillah majraha wa mursaha" belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu. Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah s.w.t. itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.

Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya: "Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah s.w.t. agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah s.w.t.." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan laknatullah dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang: "Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini."

Nuh menjawab: "Percayalah bahwa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah s.w.t. yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya." Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya, tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.

Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah s.w.t.. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah s.w.t.: "Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalah janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa." Kepadanya Allah s.w.t. berfirman: "Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, kerana ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir daripada kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dapat engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya dan terjamin keselamatan jiwanya. Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."

Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah s.w.t. bahawa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah s.w.t. terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pada saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah s.w.t. harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah s.w.t. memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi."

Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah s.w.t., surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah s.w.t. kepada Nabi Nuh: "Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu."

Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran

Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka.

Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh Alai his salam

Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin kerana ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan daripada hubungan yang terjalin kerana ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.

Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah s.w.t. dalam Al-Quran yang bermaksud: "Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w. yang bermaksud: "Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri." Juga peribahasa yang berbunyi: "Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."